Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 September 2023

APA SIH RESIKO BELI AKUN DIGITAL?


 APA SIH RESIKO BELI AKUN DIGITAL?

Pertama-tama ane kasih disclaimer dulu. Bahwa apa yang akan ane utarakan adalah RESIKO worst case scenario yang bakal agan dapat apabila beli akun digital. BAHWA ada kemungkinan bahwa memang akun tersebut berisi game yang 100% legal, DAN JUGA ada kemungkinan akun/konsol agan akan baik-baik saja meskipun sudah membeli akun digital berisi game ilegal. Selain itu, bedakan juga antara akun digital dan produk digital. Selain akun, produk digital juga terdiri atas saldo eshop, digital code, juga langganan NSO. Meskipun begitu, demi keamanan bersama, pastikan HANYA membeli produk digital dengan cara normal, atau apabila tetap ingin beli akun digital, pastikan membeli ke orang yang sudah dikenal baik. Btw, berhubung artikelnya panjang, bagi yang TL;DR bisa langsung baca rekapan di paragraf terakhir.
TERMINOLOGI, APA ITU AKUN DIGITAL?
Oke, biar kita sama-sama enak, kita samakan dulu istilahnya ya. Akun digital (dalam hal ini Nintendo Account) adalah akun yang terdaftar pada server Nintendo yang berfungsi sebagai identitas kita untuk digunakan pada Nintendo Switch atau game Nintendo Mobile, akun Nintendo ini berfungsi mencatat game digital apa saja yang kita punya, poin yang sudah kita kumpulkan (gold, platinum & silver coin), dan mencatat status langganan nintendo switch online (NSO). Dalam akun ini juga, mencatat saldo yang eshop dan data kartu kredit kita. So, dari sini. Kita bisa lihat bahwa akun nintendo ini merupakan tulang punggung layanan digital Nintendo kepada kita. Sebuah Nintendo switch (demi mempermudah akan disebut sebagai mesin), dapat diisi lebih dari satu akun, dan sejak diberlakukan NSO per september 2018, maka 1 akun bisa dipakai di lebih dari 1 mesin.
WUIH ENAK DONG? JADI BISA BAGI-BAGI GAME?
Nah, exploit itu lah yang akan kita bahas di sini. Pertama-tama, kalian harus tahu bahwa Nintendo adalah perusahaan yang super duper pelit, dan NORMALnya, mereka hanya memberi akses game mereka kepada 1 orang doang, dan satu-satunya alasan kenapa mereka mengijinkan game sharing adalah supaya kalian beli lagi mesin versi lite. Dalam skenario tersebut, jelas bahwa meskipun kalian mempunyai 2 mesin, nintendo mengasumsikan bahwa pemakainya hanya 1. Sehingga selain butuh NSO, maka game sharing ini hanya bisa dipakai bergantian.
Nah, dari sini, maka mari kita samakan dulu istilah selanjutnya: PRIMARY CONSOLE, PRIMARY ACCOUNT, dan SECONDARY ACCOUNT. Untuk kali ini, mohon dibaca cermat-cermat, supaya tidak terbalik-balik penyebutannya. PADA DASARNYA, Nintendo tidak mengakui adanya primary account ataupun secondary account. Bagi Nintendo, tidak masalah kalau 1 akun digunakan di lebih dari 1 mesin, namun hanya 1 dari mesin itu yang bisa dinobatkan sebagai primary console. Pada primary console, player mendapat semua akses dari layanan normal yang seharusnya diterima oleh pemilik akun. Tapi pada non-primary console, ada fasilitas yang dikurangi: Pertama, untuk bisa memulai game, akun di non-primary wajib online. Kedua, game yang didownload tidak bisa dimainkan pada akun lain pada mesin tersebut. dan ketiga, apabila primary console memainkan game yg sama, pada akun yg sama, maka aktivitas game di console non-primary akan di-suspend. Oke dari sini ane harap semua paham.
Trus bagaimana dengan primary account dan secondary account? Istilah tersebut merupakan istilah yang dipakai pelapak kita untuk membedakan fasilitas apa yang akan diterima buyer. Pada secondary account, pembeli akan diberi akses atas sebuah akun (yg berisi game), sehingga buyer dapat mendownload game tersebut di mesin miliknya dan memainkannya pada mesin sendiri, tentu dengan segala keterbatasannya. Dan pada primary account, selain dapat akses pada akun tersebut, buyer juga diberi ijin untuk menjadikan mesin miliknya menjadi primary console atas akun tersebut.
So, sekarang kita ke pokok permasalahan. Apa resiko kita membeli akun primary atau secondary?
Langsung aja, MASALAH UTAMA dari membeli akun-akun tersebut adalah kita tidak tahu apakah game pada akun tersebut didapat dengan cara legal atau tidak, terutama pada akun yang dibanderol dengan harga yang super miring. Padahal, keabsahan cara perolehan game pada akun tersebut akan mempengaruhi kelanggengan umur akun tersebut. Akun yang di dalamnya ada game ilegal akan sangat rentan terkena ban akun (bukan ban mesin, ban mesin terjadi karena mesinnya dibajak). Ban akun adalah sebuah keadaan dimana sebuah akun ditolak aksesnya untuk mengakses server Nintendo. Akibatnya, segala fungsi online dari akun tersebut menjadi invalid, artinya, aktivitas membuka eshop, redownload game, mengakses backup save, dan tentu saja, bermain game online tidak akan bisa dilakukan. Banyak hal yang bisa membuat kita terkena ban akun ini (lengkapnya bisa dibaca di EULA Nintendo Account), namun umumnya, ban akun ini terjadi karena Nintendo mendeteksi adanya praktik carding.
Carding adalah kejahatan pencurian data kartu kredit (atau debit) orang lain, dan digunakan untuk membeli suatu item. Dalam hal ini bisa berupa saldo eshop, game digital, maupun langganan NSO. Masalahnya, kejahatan carding ini akan memakan waktu lama sampai dapat dideteksi oleh Nintendo. Hal itu dikarenakan pemilik kartu harus sadar adanya pencurian (biasanya dapat rekapnya baru bulan depan, itupun kalau pemiliknya rajin cek tiap bulan), adanya laporan pencurian (pemilik kartu tidak mengikhlaskan), juga tracing akun pengguna produk digital hasil curian tersebut. Oleh karena hal-hal diatas, makanya masih ada kemungkinan akun dengan game ilegal tersebut tidak di-ban oleh Nintendo.
Oke, meskipun masalah kedua tidak seberat masalah utama, namun masalah ini juga berpotensi menimbulkan drama: back up save. Salah satu kelebihan NSO, adalah kemampuan backup dan restore otomatis save file dari semua mesin yang menggunakan akun tersebut. Namun hal itu menjadi masalah tersendiri bagi pengguna sharing akun. TIDAK ADA JAMINAN bahwa seller tidak akan memainkan game yang ada pada akun yang sudah dijual, apalagi bila tidak mendapatkan ke email jangkar. Hal ini tentu berpotensi mengacak-acak progress buyer dalam memainkan sebuah game.
Masalah ketiga ini khusus diderita oleh buyer secondary account, adalah potensi penggantian password oleh seller. Membeli akun tanpa diberi email jangkar, tentu membutuhkan kepercayaan yang sangat tinggi dari buyer kepada seller. TIDAK ADA JAMINAN bahwa suatu saat seller tidak mengganti password dari akun yang sudah diperjualbelikan (karena satu dan lain hal). Akibatnya, jelas buyer tidak akan bisa mengakses akun yang sudah dibeli.
Masalah keempat juga khusus diderita oleh buyer secondary account, yaitu TIDAK ADA JAMINAN bahwa playtime kita tidak terganggu karena primary console tiba-tiba memainkan game yang sama. Bayangkan saja bila tiba-tiba kita sedang main sebuah game, tiba-tiba berhenti karena seller ingin memainkan game tersebut juga.
So, rekap dari artikel yang panjang ini adalah: bila kalian membeli akun nintendo (baik primary maupun secondary) maka TIDAK ADA JAMINAN:
1. Akun tersebut tidak berisi game ilegal, yang mana akan rentan terhadap ban
2. Save file tidak diacak-acak oleh orang yg masih punya akses terhadap akun tersebut
3. Khusus secondary, seller bisa mengganti password, sehingga akun tidak bisa diakses
4. Khusus secondary, seller bisa menginterupsi playtime sewaktu-waktu.
So, itulah semua resiko yang bisa agan derita bila mencoba membeli akun digital ke pihak yang tidak bisa dipercaya. Sekali lagi pastikan HANYA membeli produk digital dengan cara normal, atau membeli ke pihak yang benar-benar sudah dipercaya, TERUTAMA untuk saldo eshop dan kode download (karna resiko salah beli 2 item ini JAUH lebih berbahaya). Semoga bermanfaat.

Senin, 20 Juni 2022

Tips Membeli PC Gaming di Online Shop

 


Tips Membeli PC Gaming di Online Shop
PC Gaming rakitan yang beredar di berbagai olshop memang sangat menggiurkan. Dengan harga yang terjangkau kamu sudah bisa memboyong PC gaming Full RGB.
Tetapi kalo kamu memang berniat membeli PC gaming rakitan di online shop, ada beberapa hal yang wajib kamu perhatikan agar spesifikasi PC yang kamu dapatkan sesuai dengan harga yang dipatok.
Berikut tips membeli PC Gaming rakitan di Online Shop :
Cek Spesifikasi PC Terutama Prosesor dan GPU
Nah ini hal yang paling krusial tapi banyak orang awam yang belum paham. Banyak yang menganggap kalau prosesor "i7" itu merupakan prosesor yang paling mutakhir dan sanggup melibas semua game high-end. Hal ini tentunya tidak selalu benar.
Karena penamaan seperti i3, i5, i7 untuk Intel dan Ryzen 3,5,7 untuk AMD sendiri merujuk pada tipe atau level prosesor, atau lebih jelasnya :
  • Prosesor Intel i3 atau Ryzen 3 merupakan prosesor entry-level, untuk para pengguna budget tipis
  • Prosesor Intel i5 atau Ryzen 5 merupakan prosesor mid-level, alias spesifikasi menengah
  • Prosesor Intel i7 atau Ryzen 7 merupakan prosesor high end level, atau spesifikasi tinggi
  • Prosesor Intel i9 atau Ryzen 9 merupakan prosesor enthusiast atau spek super hardcore
Sebenarnya masih banyak lagi tipe prosesor, seperti Intel Celeron, Athlon, Xeon, AMD Athlon, Threadripper, dll.
Namun tidak hanya tipe prosesor saja yang harus diperhatikan, tapi generasi prosesor juga jauh lebih penting. Prosesor dengan generasi terbaru bisa dibilang lebih bagus daripada prosesor generasi lama.
Bahkan prosesor i3 generasi terbaru akan lebih cepat daripada prosesor i7 yang jarak generasinya jauh. Misal prosesor i3 10th gen 10100 performanya lebih baik daripada i7 1st gen 870.
Lantas bagaimana cara mengecek model generasi prosesor? Cukup mudah sebenarnya.
Caranya lihat digit pertama pada nomor seri prosesor. Misal Intel i3 8100, maka prosesor ini merupakan Intel generasi ke-8. Atau i5 6500, berarti Intel generasi 6.
Intel generasi pertama memiliki tiga digit nomor seri, sedangkan seri setelahnya memiliki 4-5 digit nomor seri.
Untuk prosesor AMD Ryzen secara umum sama, tapi ada perbedaan yang mencolok yakni :
  • Zen 1st gen : Ryzen 1000 series, 2000 G series
  • Zen + gen : Ryzen 2000 series, 3000 G series
  • Zen 2 gen : Ryzen 3000 series, 4000 series, 4000 G series
  • Zen 3 gen : Ryzen 5000 series, 5000 G series
Penamaan seri ini juga diterapkan pada pemilihan GPU atau VGA. Contohnya Nvidia Geforce GTX 750 berarti dia masuk ke seri GTX 700. Nvidia Geforce GTX 1080 berarti masuk ke seri GTX 10.
Jika kalian masih agak bingung, kalian bisa coba searching di Wikipedia list lengkap generasi prosesor dan GPU.
Jangan Terkecoh Kapasitas RAM Yang Besar
Salah satu anggapan yang masih sering dipercayai adalah kapasitas RAM adalah hal yang terpenting. Meskipun RAM memang penting, namun kualitas prosesor, GPU juga harus diutamakan.
Bahkan sekarang kapasitas RAM tidak semata diperhitungkan, namun kecepatan RAM juga perlu dicermati.
Cek Kualitas Power Supply
Nah ini sering dilewatkan orang karena dianggap tidak mempengaruhi performa PC.
Ibarat organ manusia, PSU adalah jantung yang memompa listrik ke seluruh komponen PC. Maka jangan sekali-kali memilih PSU yang abal-abal karena dapat berakibat kerusakan pada semua hardware.
Usahakan PSU yang kamu beli merupakan produk dari brand yang berkualitas dan terpercaya, serta memiliki sertifikat 80+ Bronze, Silver atau Gold.
Jangan Terkecoh RGB, Casing RGB Sekarang Murah!
Kalo kalian menganggap casing dengan lighting RGB itu terkesan mahal dan mewah, maaf karena sekarang casing RGB banyak yang terjangkau dan murah.
Produk keluaran brand budget seperti Enlight, Armageddon, dll kini bisa dibanderol seharga 500 ribuan saja.
Cek Garansi Komponen PC
Jangan lupa tanyakan penjual perihal garansi komponen PC jika kamu membeli PC dengan hardware keluaran terbaru. Karena biasanya penjual hanya memberikan garansi toko sekitar beberapa bulan saja.
Sedangkan garansi hardware dari distributor resmi biasanya memiliki jangka waktu yang lama, yakni sekitar 1-3 tahun.
Nah itu tadi beberapa tips membeli PC Gaming rakitan di Online Shop. Sebenarnya secara pribadi gw lebih merekomendasikan membeli part PC sendiri kemudian dibawa ke ahli komputer untuk dirakitkan.
Jika kalian ada pertanyaan atau masih bingung, atau minta saran spek PC, silahkan bertanya dan diskusi di kolom komentar

Rabu, 06 Desember 2017

Tips sederhana mengatur setting Mic Condenser untuk menghilangkan Noise pada Microsoft Windows


Dalam dunia industri pembuatan game atau game development, mic atau condenser berperan penting dalam hal pengambilan atau sampling suara, terutama untuk recording suara yang diinginkan yang nantinya dapat digunakan dalam pembuatan . Nah untuk para pemula yang baru saja memulai karir gamedevnya tentunya memiliki budget yang terbatas, tetapi karena dibutuhkannya peralatan untuk recording maka pastinya hanya bisa membeli mic atau condenser dengan budget yang terbatas. Sudah beli mic atau condenser dengan budget yang terbatas tetapi hasil yang didapatkan terkadang sering mengeluarkan suara kemresek atau noise yang cukup mengganggu? tenang, itulah inti dari tutorial pada post kali ini. Pada tutorial kali ini kita akan belajar bagaimana setting mic atau condenser untuk menghilangkan noise dari setting Sound Recording yang ada pada Windows yang sering kita gunakan. Bagaiman cara dan langkah dari tutorial yang cukup sederhana ini?

Pertama tama teman teman buka dulu Control Panel

Pada control panel tersebut coba teman teman cari kategori Hardware & Sound. Setelah teman teman pilih, dari kategori hardware and sound tadi akan memunculkan pilihan pilihan lain lagi.


Dari pilihan yang baru, teman teman pilih Sound, bukan anak pilihan dari sound, jadi seperti contoh gambar diatas, teman teman langsung klik sound saja. setelah di klik, maka akan muncul windows sebagai berikut.
dari window yang baru keluar, teman teman arahkan mouse ke tab "Recording", pastikan teman teman sudah menancapkan atau plug in jack mic atau kondenser yang ingin di setting ke laptop atau PC teman teman sekalian sehingga pilihan untuk setting mic teman teman akan keluar seperti gambar berikut.
Jika sudah, pilih microphone yang tadi dipasang kemudian klik tombol Properties. Setelah itu akan muncul window baru lagi dimana kita bisa mengatur pengaturan yang ada pada mic atau condenser. Pada tutorial kali ini, yang bisa saya ajarkan ada 2 cara, yakni mengurangi Boost decibel suara dan mengaktifkan opsi penghilangan noise. Opsi penghilangan noise ini adalah hal yang utama, namun apabila noise masih belum hilang juga makan opsi boost decibel bisa diatur untuk menambah efek menghilangkan noise ketika dilakukan rekaman.

Mengaktifkan opsi penghilangan noise
Setelah teman teman mengikuti langkah langkah diatas, maka akan muncul window pengaturan mic. pada window tersebut, teman teman buka tab Enhancement dimana kita dapat mengatur opsi untuk memperbaiki kualitas rekaman / recording kita.

Dalam kotak yang ditengah, terdapat pilihan "Noise Suppresion", apabila belum tercentang maka teman teman perlu mencentang opsi tersebut karena dengan diaktifkannya opsi noise suppresion, maka suara noise disekitar akan diredam sekuat mungkin oleh sistem windows. Untuk tambahan, kebetulan pada contoh gambar saya terdapat opsi "Echo cancellation", opsi ini saya centang juga yang bertujuan untuk menghilangkan suara gema, namun diaktifkan maupun tidaknya opsi ini tidak berpengaruh terlalu besar pada suara noise ketika dilakukan rekaman / recording suara.

Mengatur Decibel Boost
Pada tab Levels dari window yang sama, teman teman akan melihat terdapat 2 slider, slider yang pertama mengatur seberapa besar suara yang diterima dari microphone, untuk hasil maksimal biarkan slider yang pertama tetap pada nilai maksimalnya.
Slider kedua bertuliskan Microphone Boost. secara default seharusnya Boost ini bernilai 0 dB dimana suara dari mic tidak diperbesar ataupun diperkecil. Apabila nilai boost ini diatas angka 0, suara mic akan diperbesar dan lebih jelas, namun suara noise sekitar juga akan ikut terkena efek boost dan semakin terdengar jelas juga. Apabila boost teman teman sudah bernilai 0 dB tetapi noise masih terdengar, maka menurunkan nilai boost ini bisa dicoba. suara noise tentunya akan semakin menghilang mengikuti pengurangan boost microphone ini, akan tetapi perlu diingat pengurangan nilai boost ini juga akan mengecilkan suara dari microphone teman teman sekalian, opsi microphone boost ini adalah opsi yang benar benar opsional, atur seperlunya saja sesuai kondisi mic atau kondenser teman teman.

Bagaimana tulisan tutorial diatas? masih bingung? tidak tahu dimana letak control panel ataupun langkah langkah berikutnya? tenang, selain tutorial berbentuk artikel, saya juga sudah membuat tutorial berbentuk video yang dapat teman teman saksikan berikut ini.


Jangan lupa untuk subscribe di channel youtube "Tutorial Gamedev Indonesia" untuk mendapatkan tutorial ter update seputar dunia gamedev dalam format bahasa Indonesia. Silahkan share juga ke teman teman yang lain semoga ilmu ini bisa bermanfaat bagi banyak orang juga.

Jumat, 25 Agustus 2017

So, you've "released" your indie game and have made a whopping total of $10 on Steam, GameJolt, or Itch.io.

So, you've "released" your indie game and have made a whopping total of $10 on Steam, GameJolt, or Itch.io.
You're probably not sure whether to be encouraged that you've actually made money off of game development, or...
Discouraged, because you've only barely made enough to buy a couple of lattes at Starbucks.
What's should you do next?
I can't tell you what you should do, but I can tell you what I did, and how it shaped the trajectory of my career.
Let's backtrack.
So, I was a college kid working on an small ASCII game called SanctuaryRPG, and I launched it on Reddit.
It started getting a bit of positive attention. So, I kept the course. I continued on posting about the game on various subreddits, all directing it to the subreddit that I made, /r/SanctuaryRPG.
When the community hit 400 subscribers on Reddit, I launched the game as "pay-what-you-want" on Itch.io.
Within the span of a week, I had gotten my first few donations. Two people had given me $5 each.
It was then that I had a realization... this could be more than just a hobby. I could actually turn this into a career.
I was almost sure of it.
How could I be so sure? Five reasons:
1. I had a lot of free time, and I knew it. I had a part time IT job with a lot of idle hours at my university working the night shift. If something broke, I'd have to go out and handle it. But, for the most part there was just a lot of waiting around. While my colleagues watched Netflix or played video games during their down time, I coded. When a lot of my peers went to frat parties, I worked on my game.
2. I've always dreamed about making games. But here's what set me apart from a lot of other people: In addition to just dreaming, I dabbled a lot in the modding and mapmaking communities of games such as Age of Empires and Starcraft. This wasn't going to be my first rodeo game-design wise. However, it was the first time that I had to work on a game from a ground up in C++. I had a lot of game design experience, and I was confident that I could make engaging and compelling core game loops. I was building on top of pre-existing skills, and I was passionate as hell about it.
3. I had a small following who genuinely enjoyed what I had already put out, and were willing to go out of their way to pay me for my work. The game was 100% free at the time, yet two people actually cared enough to donate. Dozens more interacted with me on the Reddit forums, telling me that I should keep going. I was motivated as hell, and I had proof that I was headed in the right direction.
4. I had friends, family, and peers who were willing to help me on my path. From my friend Charles who helped me with optimizing the very first few lines of code, to Irving who helped me realize how both simultaneously fun and boring the early builds were, to Trent who helped me with the early ASCII art, to my cousin Jimmy who spent an entire afternoon testing the game in my bedroom, to... you get the picture. And this is just me listing people who helped in the first few months of initial development--I could go on for a long time listing the names of people who made this all possible over the past few years. A small handful at first, then a dozen, then several dozens. A lot people made SanctuaryRPG alongside me, and for them I am eternally grateful.
5. I was not willing to give up. Many times during development I thought about throwing in the towel... but I didn't. I stayed the course. I'd disappoint too many people if I did. Including Markus "Notch" Persson who had donated $100 to help me out (super generous guy). Including my colleagues who worked hard alongside me on art, on writing, on music, on marketing. Including myself. I wasn't willing to just walk away from something that I worked so hard on. A lot of people have said that if the game was terrible, this tenacity might have been a bad thing. It's far too easy to become delusional about something that you created. But, I had one trick: continual feedback from others. From fans, from colleagues, and from peers.
So, there's my recipe: A healthy amount of time. A childhood dream. A lot of practice and unintentional preparation. A small but loyal following. A lot of help and support from my colleagues. And a ton of grit and player feedback.
What's your recipe?

Kamis, 24 Agustus 2017

Here’s how to get YouTubers and streamers to actually play your indie game...

Here’s how to get YouTubers and streamers to actually play your indie game...
0. Do some research on your competition, and grab email addresses of YouTubers who have covered games of a similar scope and in a similar genre. Aim for 10 emails so that you can get a good sample size. Bonus points if you're able to track open rates via a tool such as Sidekick or Yesware.
1. Craft a compelling, emotional, and engaging subject line that highlights your game's unique angle. This is easier said than done, and you MUST draft at least 10 potential headlines and choose the best one. If you really want to get in-depth with this, google "headline analyzer" and use CoSchedule's free tool.
2. Grab them with a hook in the first sentence. Think of something out of the box, emotional, personal, and compelling.
3. Next, don't bore them with explanations about your background or motivations... tell them what's in it for them. I've had a lot of luck with telling them about my modest social media network and stating that I'll help promote their video once it goes live.
4. After this, throw in in one or two sentences that tell them why they should cover your game. They have a lot of other games that they could be covering, and a lot of other emails that they could be reading. Why should they play yours specifically?
5. Toss in a few bullet points describing the value and emotion of playing your game. Many developers make the silly mistake of just listing things like... "Over 20 Levels!" or "Challenging puzzles!" -- Don't make this mistake. Make sure that you're describing the emotional value of playing your game. If you're looking for inspiration, google "Half Life 2" and go to their Steam store page. Copy that style.
6. Embed a screenshot of the game within the email. Make it good. A lot of developers get tripped up here because they're too close to their own project so they think all of their screenshots are good. Don't get caught in that trap--make a post in game development feedback groups or share the screenshots with friends who aren't so close to your game as you are.
7. Drop a link to a gameplay video. Bonus points if the video is of a popular YouTuber or Streamer playing the game.
8. Finally, throw in a link to download the game, and/or the proper Steam key.
9. Send the email!
10. Ping them on Twitter. Let them know that you've sent them an email about your game in a polite way.
11. Cross your fingers. Both hands.
12. Track your reply and open rates, then experiment with another batch of 10 emails.
Note: Your email should not take more than about 30 seconds to skim through. YouTubers are swamped with emails, so keep your email as brief as possible.
P.S. Please let me know if I'm missing anything in the comments below!

---------------------------------------------

Inilah cara membuat YouTuber dan streamer untuk benar-benar memainkan permainan indie Anda ...
0. Lakukan penelitian tentang pesaing Anda, dan ambil alamat email dari YouTuber yang telah meliput permainan dalam lingkup yang sama dan dalam genre serupa. Bertujuan untuk 10 email sehingga Anda bisa mendapatkan ukuran sampel yang bagus. Poin bonus jika Anda dapat melacak tarif terbuka melalui alat seperti Sidekick atau Yesware.
1. Buat garis subjek yang menarik, emosional, dan menarik yang menonjolkan sudut unik permainan Anda. Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, dan Anda HARUS membuat draf minimal 10 judul utama dan memilih yang terbaik. Jika Anda benar-benar ingin mengetahui secara mendalam tentang hal ini, google "headline analyzer" dan gunakan tool gratis CoSchedule.
2. Ambil mereka dengan hook di kalimat pertama. Pikirkan sesuatu di luar kotak, emosional, pribadi, dan menarik.
3. Selanjutnya, jangan membuat mereka bosan dengan penjelasan tentang latar belakang atau motivasi Anda ... katakan pada mereka apa untungnya bagi mereka. Saya memiliki banyak keberuntungan dengan memberi tahu mereka tentang jaringan media sosial sederhana saya dan menyatakan bahwa saya akan membantu mempromosikan video mereka begitu ia ditayangkan.
4. Setelah ini, buang satu atau dua kalimat yang memberitahu mereka mengapa mereka harus menutupi permainan Anda. Mereka memiliki banyak permainan lain yang bisa mereka liput, dan banyak email lain yang bisa mereka baca. Mengapa mereka harus memainkannya secara khusus?
5. Toss di beberapa titik peluru yang menggambarkan nilai dan emosi permainan Anda. Banyak pengembang membuat kesalahan konyol hanya mencantumkan hal-hal seperti ... "Lebih dari 20 Tingkat!" Atau "Menantang teka-teki!" - Jangan membuat kesalahan ini Pastikan bahwa Anda menggambarkan nilai emosional dari permainan Anda. Jika Anda mencari inspirasi, google "Half Life 2" dan pergi ke halaman toko Steam mereka. Salin gaya itu.
6. Sematkan tangkapan layar game di dalam email. Buat itu bagus Banyak pengembang tersandung di sini karena mereka terlalu dekat dengan proyek mereka sendiri sehingga mereka menganggap semua screenshot mereka bagus. Jangan terjebak dalam perangkap itu - buatlah pos dalam kelompok umpan balik pengembangan permainan atau bagikan tangkapan layar dengan teman yang tidak begitu dekat dengan permainan Anda seperti Anda.
7. Letakkan link ke video gameplay. Poin bonus jika video YouTuber atau Streamer populer sedang bermain game.
8. Akhirnya, lempar link untuk mendownload game, dan / atau tombol Uap yang tepat.
9. Kirimkan emailnya!
10. Ping mereka di Twitter. Biarkan mereka tahu bahwa Anda telah mengirimi mereka email tentang permainan Anda dengan cara yang sopan.
11. Salibkan jari Anda. Kedua tangan.
12. Lacak balasan dan harga terbuka Anda, lalu bereksperimen dengan 10 email lainnya.
Catatan: Email Anda tidak boleh memakan waktu lebih dari 30 detik untuk dilewati. YouTuber dibanjiri email, jadi pertahankan email Anda sesingkat mungkin.
P.S. Tolong beritahu saya jika saya melewatkan sesuatu di komentar di bawah ini!

Senin, 21 Agustus 2017

Here are 7 Marketing Tactics for Indie Game Developers with Zero Marketing Budget

Here are 7 Marketing Tactics for Indie Game Developers with Zero Marketing Budget
1. Post on popular groups and forums such as gaming and game development Facebook groups as well as reddit's /r/gaming and /r/gamedev. Tell a story with your post. Explain your journey in an honest and authentic way. The last thing you want to do is to jump in with, "PLEASE CHECK OUT MY NEW GAME!" -- No one is going to bite, and you'll probably get hit with the banhammer pretty quickly.
2. Release your trailer and make sure it gets posted on social media accounts in the right way. When it comes to Twitter, make sure to use 2-3 hashtags with every post. When it comes to Instagram, make sure that the call to action is crystal clear (tell them to click the link in your bio). Note that some platforms such as Facebook will penalize you if you link out, so when it comes on making FB posts, upload the actual video file onto FB and make a post on your game's page, then share that page to relevant groups.
3. If you already have a developer blog, great! Keep it updated. Otherwise, make sure to start a developer blog. With every post, make sure to syndicate it across all major social media channels to drive as much traffic as possible. Even if you don't have a lot of followers or friends, the backlinks will help.
4. Find a way to email press, YouTubers, and streamers with game keys. You can either do your own research and reach out personally, reach out with a mass email, pay a PR firm to send out the emails for you, or any combination of the above. In my personal experience, the most traction comes from being real and making sure it's worth your time. For example, if you're trying to reach out to 100 YouTubers but you have to manually write and send off every single email, that's going to take way too long and won't be efficient. However, if you just outsource it entirely to some marketing company, you won't be nearly as authentic with your marketing. Find a good middle ground.
5. Don't forget the niche forums. For example, if you're making a roguelike, don't forget Facebook groups for roguelikes or reddit's /r/roguelikes. In addition, make sure to scope out games that are similar to your own game and figure out where they hang out. Then, dive in! When I was working on SanctuaryRPG I would always be on forums related to Diablo and ADOM, participating in the community. After I warmed up with these online groups, dropping a shameless plug here and there isn't too big of a deal. Remember, always seek to provide value first before asking for anything in return. It's the best way to go about things.
6. Reach out to other developers with a similar reach and ask them if they're willing to engage in some kind of cross-promotional activity. This is a great way to leverage an existing audience to your advantage. Remember, for this tactic to work there has to be mutual exchange of value. If you don't have similar reach, find another way to give them value.
7. Get on Twitter and tweet at YouTube influencers. Tell them about your game's launch and ask them to cover it. Now, don't immediately go after Markiplier or Pewdiepie... aim for the 1,000-100,000 subscribers range. Tweet at them and seek to provide value of some kind. A common thing I've noticed is telling them that you'll be glad to give them a bunch of keys to use as a giveaway, but YMMV. I personally have had a lot of success hitting up influencers by Tweeting at them with pure value.

Kamis, 17 Agustus 2017

Here are 10 game industry lifehacks that might make your life 10x easier

Here are 10 game industry lifehacks that might make your life 10x easier...
1. You can turn YouTube videos into gifs by adding "gif" to the beginning of the URL. (www.gifyoutube.com/blahblahblah). This is perfect for extracting juicy gifs from let's plays of your indie game.
2. Love to play music while working on your indie game? Play a soundtrack from a video game. As they're designed to work as background music, they're great for not disrupting your focus.
3. If you aren't good enough at any particular game industry skill to stand out, be reliable. Showing up every day is more useful than being a flaky genius.
4. If you're a complete beginner, try searching google for "Things I wish I knew when starting ______" -- "Things I wish I knew when starting Unity" is a great one. Lots of protips.
5. If you're strapped for cash but are looking to add stuff to your game development cave, search Craigslist for "Divorce" to find good deals on used furniture, electronics, and office supplies.
6. Add a + to the first part of your email handle to prevent spam from hitting your inbox. This is great when you want to sign up for a game development newsletter or something but aren't sure if they're going to spam you. For example, yourname+spam@gmail.com and yourname@gmail.com lead to the same inbox.
7. When trying to come up with a creative game idea or fancy devblog title, don't sit there and try to think of the perfect one. Instead, write down every idea that pops into your head in notepad and don't stop until you have at least 10 ideas. Then, just choose the best one from that list of 10.
8. If you're at an industry convention and a booth has one of those "drop your business card in for a chance to win" bowls, bend your card slightly before dropping it in the bowl. Rumor has it that the person drawing will more likely pick a card that bends a bit more since it isn't laying flat at the bottom, although YMMV.
9. When attending conventions, write down a 30 second introduction of yourself and your indie game project. Memorize it. This way, if you get introduced to someone and have to tell a bit about yourself and what project you're currently working on, you'll sound a lot more confident.
10. If you're working at a game development company with a shared fridge, take a bite out of your food before putting it in the fridge. This will deter both sandwich and burrito thieves (you know who you are!)

Jumat, 21 Juli 2017

Productivity Protips: How To Accomplish More Throughout Your Day

Mari kita mengatasi gangguan. Ini mudah salah satu faktor terbesar dalam kehilangan produktivitas. Apa yang bisa Anda lakukan untuk menyingkirkan gangguan ini? Pertama, matikan sebagian notifikasi. Teknologi modern adalah tentang memberi kita info penting segera setelah itu relevan. Anda tidak dapat memiliki cukup dari itu dan Anda akan terus mencari lebih, seperti media sosial, email Anda, berita pemberitahuan, dan semacamnya. Ini menidurkan indra Anda untuk berpikir bahwa mereka pantas mendapatkan perhatian segera; Ini kembali ke pentingnya versus diskusi mendesak dari artikel sebelumnya. Jika notifikasi ini benar-benar penting bagi Anda, cukup matikan petunjuk suara dan suara yang terdengar kemudian periksa mereka selama waktu istirahat Anda, dan lakukan untuk hari itu. Ini akan menghemat banyak waktu karena Anda bisa melihat lebih banyak sekilas daripada perlahan diberi sedikit informasi.

Selanjutnya, jangan membebani diri sendiri. Anda mungkin memiliki ratusan hal yang harus dilakukan, tapi kunci untuk melakukan semuanya adalah berfokus pada beberapa hal spesifik setiap hari dan menyelesaikannya. Ya, ini akan meninggalkan tugas lain yang tergantung tapi multi-tasking berarti kurang fokus dan sangat sedikit kemajuan untuk setiap tugas. Jika Anda mencoba melakukan multitask, satu hal mengarah ke hal lain dan yang lainnya dan pada akhirnya, tidak ada yang benar-benar terlaksana, atau bahkan lebih buruk lagi, lebih banyak pekerjaan ditambahkan daripada dilakukan. Sempit fokus harian Anda hanya pada beberapa tujuan pada satu waktu dan dapatkan yang terlaksana.

Terkadang solusi terbaik adalah mengabaikan beberapa hal. "Abaikan" adalah kata yang agak menjijikkan, tapi jika Anda tidak belajar memperlambat efek gangguan pada pekerjaan Anda, tugas penting Anda tidak akan menerima perhatian yang pantas mereka dapatkan. Belajarlah untuk menunda melakukan hal-hal yang tidak perlu segera dilakukan demi kepentingan tugas penting Anda. Selama Anda tidak menumpuk jadwal Anda dengan tidak sehat sebelum tenggat waktu, prosedur ini tidak akan benar-benar mengubah hasil akhirnya karena tugas akan selesai dengan baik.

Takeaway Penting: Gangguan mudah menjadi salah satu faktor terbesar dalam menghancurkan produktivitas Anda. Beberapa gangguan yang umum termasuk notifikasi atau rantai kerja yang berasal dari multitasking. Untuk pemberitahuan, matikan saja lalu periksa semuanya sekaligus saat istirahat atau waktu luang di tempat lain. Jika Anda mencoba melakukan multitask, Anda tidak akan banyak mendapatkan banyak karena kurangnya fokus, dan dalam kasus terburuk, Anda akan menciptakan lebih banyak pekerjaan untuk diri Anda daripada yang Anda mulai.

Hanya fokus pada beberapa tugas setiap hari dan perlahan membangun sekumpulan tanda centang daripada mengecek semuanya sekaligus. Terkadang, Anda seharusnya mengabaikan hal-hal yang bisa ditunda untuk nanti. Selama Anda merata mendistribusikan jadwal Anda, apa yang akan dilakukan sekarang dan apa yang akan dilakukan nanti tidak masalah karena semuanya akan selesai. Semuanya tidak perlu terjadi dalam sekejap, jadi luruskan dirimu dan selamatkan kewarasanmu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Let’s tackle distractions. These are easily one of the biggest factors in a loss of productivity. What can you do to get rid of these distractions? Firstly, turn off most notifications. Modern technology is all about giving us important info as soon as it’s relevant. You just can’t have enough of it and you’ll keep looking for more, such as social media, your email, news notifications, and such. These lull your senses into thinking that they deserve immediate attention; this goes back to the importance versus urgent discussion from the previous article. If these notifications are actually important to you, just turn off the audible and visual prompts then check on them during your break times, and be done for the day. This will save you a lot of time since you can see more at a glance rather than slowly being fed little bits of information.
Next, don’t overburden yourself. You might have hundreds of things to do, but the key to doing them all is to focus on a few specific things on a daily basis and complete those. Yes, this will leave the other tasks hanging but multi-tasking means less focus and very little progress for any of the tasks. If you try to multitask, one thing leads to another and another and at the endof the day, nothing has really been accomplished, or even worse, more work was added than done. Narrow down your daily focus to only a few goals at a time and get those accomplished.
Sometimes the best solution is to simply ignore some things. “Ignore” is a rather nasty word, but if you don’t learn to slow down the effects of distractions on your work, your important tasks won’t be receiving the attention that they deserve. Learn to postpone doing things that don’t need to be done immediately in favor of your important tasks. As long as you aren’t unhealthily stacking up your schedule before deadlines, this procedure won’t really change the end result since the tasks will be finished either way.
Important Takeaways: Distractions are easily one of the biggest factors in ruining your productivity. Some common distractions include notifications or the chain of work that comes from multitasking. For notifications, just turn them off then check on them all at once during designated breaks or free time elsewhere. If you try to multitask, you won’t end up getting much done due to a lack of focus, and in the worst cases, you’ll create more work for yourself than you started with.
Just focus on a few tasks on a daily basis and slowly build up a bunch of check marks rather than checking off everything at once. Sometimes, you should simply be ignoring things that can be postponed for a later date. As long as you evenly distribute your schedule, what gets done now and what gets done later doesn’t matter since it’ll all be done anyways. Everything doesn’t need to happen in an instant, so just pace yourself and save your sanity.

Rabu, 19 Juli 2017

Ash: Industri Game Indonesia Masih Terlalu Banyak Mengandung Nilai Pretensi



Pada tanggal 16 Juli 2017 silam, Ababil “Ash” Ashari, Editor In Chief Scroll Down Comics, Founder Scroll Down Gaming, memberikan kuliah singkat di komunitas game developer dengan judul presentasi yang cukup menohok: Prove Me Wrong: The Indonesian Games Industry Is Too Pretentious For It’s Own Good.

Secara umum ada tiga hal utama yang berhasil saya tangkap dalam kuliah singkatnya tersebut. Pertama, Ash bukan seorang game developer jadi dia memang nggak bisa bikin game. Kedua, Ash terlalu sering ngomong basa Inggris sampe-sampe saya bingung ieu jelema teh ngomong naon da urang mah teu ngarti. Dan poin ketiga yang paling penting adalah Ash itu gendut. Itu merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa diganggu gugat, tidak bisa dimodifikasi dan tidak bisa direkayasa. Well, kecuali lewat photoshop.

Ngomong-ngomong, ngeliat Ash presentasi saya sempat nyangka kalau dia sedang menghasut anak-anak komunitas game untuk berdemo: “Turunkan harga game original! Turunkan harga action figure!” Ternyata bukan. Sayang banget. Padahal kalau dia demo soal itu, saya yakin banyak banget anak-anak lintas komunitas yang bakalan ngedukung. Anyway, selain tiga hal utama tadi ada beberapa poin lain yang nggak terlalu penting dan sempat saya catat dalam presentasi singkatnya.
Namun sebelum itu saya ingin membahas sedikit soal Pretentious atau Pretensi (dalam bahasa Indonesia). Menurut KBBI, Pretensi berarti: Keinginan yang kurang mendasar, dalih atau perbuatan yang berpura-pura. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan sebuah situasi atau pencapaian yang nyaris mustahil. Nggak 100% mustahil karena yang namanya keajaiban itu bisa saja membuat sesuatu yang semula mustahil menjadi kenyataan.

Berpretensi Itu Boleh, Asal Jangan Berlebihan
Sedikit berpretensi boleh lah, asal jangan berlebihan. Karena sisi baik dari sebuah pretensi adalah dapat membangkitkan semangat dan memberikan motivasi. Kalau berlebihan, nah ini baru bakalan jadi bumerang. Apakah anda pernah berpikir untuk menyetir dari Bandung sampai Jakarta dengan mata tertutup karena mobil itu rodanya empat? Ini namanya pretensi.

Karena antara keinginan dan ilmunya nggak nyambung. Apa hubungannya mobil beroda empat dengan bisa nyetir dengan mata tertutup? Hal yang sama berlaku untuk industri game. Pelajari dulu ilmunya dengan benar agar dapat menghasilkan kesimpulan yang tepat.

Hanya 10% dari orang Indonesia yang bermain game
Statistik ini sangat menggelitik terutama bagi anda yang memiliki jiwa bisnis. Jika anda berdagang, maka keuntungan pasti menjadi target utama. Lalu siapakah yang akan memberikan keuntungan pada bisnis anda? Pasti pelanggan bukan. Berapa banyak? Nah, jumlah pelangan atau calon pelanggan inilah yang harusnya menjadi angka dasar dalam melakukan asumsi bisnis anda. Apa pun bisnisnya, apa pun teori dan formula yang akan anda gunakan.

Jumlah penduduk Indonesia sekitar 257 jutaan, dan hanya sekitar 25 juta orang (10%) yang tercatat bermain game online. Ini data kasar, tapi sudah cukup bisa dijadikan acuan. Dibandingkan dengan negara lain, misalnya US yang berpenduduk sekitar 321 juta dengan jumlah gamers tercatat 155 juta orang (49%).

Kesimpulannya sangat mudah. Dengan menggunakan teori probalistik sederhana, dengan dua angka populasi kasar di atas, kira-kira lebih berpotensi mana? Membuat game dalam bahasa Indonesia atau game dalam bahasa Inggris? Sekarang saya jadi paham kenapa ada banyak studio game teman-teman yang lebih memilih ‘bermain’ untuk pasar luar negeri.

Single Fighting Is the Definition of Pretentiousness
Saya suka dengan kalimat di atas karena sangat memudahkan saya untuk menjelaskan tingkat kerumitan pembuatan game. Sebenarnya dalam hal ini, saya termasuk salah satu oknum yang bersalah karena ikut memberikan informasi bahwa saat ini membuat game ‘cenderung’ lebih mudah karena didukung oleh berbagai jenis game engine yang sangat canggih.

Kondisinya game engine jaman sekarang jauh daripada kondisi game engine 10 tahun yang lalu. Saat itu, untuk membuat landscape 3D aja, ngodingnya bisa seminggu. Belum lagi bikin kodingan untuk nanam pohon dan rumput. Ribet lah pokoknya.

Meski kondisi game engine saat ini sudah lebih canggih, tetap saja membuat game adalah sebuah kegiatan tim. Jika anda nekat untuk membuat game sendirian, kemungkinannya ada tiga. Jika anda seorang ilustrator, game anda visualnya akan bagus, tapi gameplay nya kacau. Jika anda seorang programmer, seperti saya, gameplay nya pasti luar biasa, tapi visualnya ancur. Jika anda nggak bisa dua-duanya, tapi tetap nekat bikin game sendirian kayak mas Ash, paling-paling anda akan terkena tipes.

Unity1

Crowdfunding Requires Creative Pretentiousness
Salah satu masalah klasik dalam pembuatan game dan industri lainnya secara umum adalah masalah duit. Beruntung, dalam beberapa tahun terakhir ada beberapa situs yang menyediakan servis investasi keroyokan alias Crowdfunding. Dengan servis ini, anda ‘mungkin’ bisa mendapatkan dana yang cukup untuk membuat game anda.

Masalahnya ada dua. Pertama, anda harus bisa meyakinkan orang-orang yang ‘mau bayarin elu’ kalau game yang mau dibikin itu bagus. Kedua, anda harus pastikan jika game yang dibikin selesai sesuai dengan deadline alias si singa-mati tea.

Sedikit berpretensi untuk ngibulin para investor supaya ngocorin duitnya terbilang satu langkah yang cukup bagus. Anda bisa sewa ilustrator jago, bikin video 3d yang lumayan keren, bikin story, bikin detail karakter, bla-bla, pokoknya gimana caranya game anda akan menjadi The Next AAA Game. Ngibul pastinya. Nggak apa-apa.

Tapi ini akan jadi masalah jika anda tidak bisa mewujudkan kibulan anda. Jadinya anda yang semula hanya berniat ‘ngibul-doang-tapi-nanti-akan-terwujud’ berubah menjadi ‘ngibul-sekarang-ngibul-ntar-dan-ngibul-nantinya’. Hal ini akan semakin diperparah jika tim yang anda bentuk terdiri dari hanya 1-2 orang profesional developer, yang sisanya dibantuin oleh anak-anak yang baru lulus kuliah, belum pernah terlibat langsung dalam pembuatan game tapi semangat banget pengin jadi instant profesional game developer.

Unity Fundamental

The traditionally funded has pretentious short term financial goals
Membuat game itu mahal dan belum tentu balik modal. Sehingga kunci utamanya adalah pastikan anda memiliki cashflow yang stabil. Hal ini kebanyakan sering sekali dilupakan oleh para founder atau game developer pemula. Mereka hanya berpikir untuk membuat game yang keren tapi melupakan aspek penting dalam dunia bisnis. Cashflow.

Tanpa perencanaan cashflow yang jelas, berapa banyak pun modal yang anda miliki akan habis. Apalagi kalau anda tidak punya modal. Ada banyak sekali contoh kasus studio game besar Indonesia yang terpaksa tutup gara-gara si Initial D ini. Duit maksudnya. Membuat game yang bagus itu penting, tapi membuat game yang bisa dijual dan bisa mempertahankan cashflow itu jauh lebih penting.

Terkait dengan hal tersebut, mungkin sudah saatnya para pelaku industri game untuk menghentikan kegiatan bajak-membajak software. Karena bisa jadi, salah satu alasan kenapa industri game kita belum bangkit karena masih banyak developer yang suka membajak sawah. Lah, harusnya konsentrasi bikin game ini malah ngebajak sawah!

komik4

Overall apa yang dipaparkan oleh mas Ash sangat mencerminkan kondisi dunia nyata industri game Indonesia yang selama ini mungkin tidak banyak diketahui oleh banyak orang. Atau ditutup-tutupi untuk maksud tertentu. Dalam presentasi Kementrian Parekraf 2014 silam, saya bahkan sempat melihat pula sebaran statistik tentang pertumbuhan game developer Indonesia yang berbanding terbalik dengan nilai komersil yang dihasilkannya.

Jadi apa yang disampaikan Ash benar-benar sesuai dengan kondisi saat ini. Kalau pun ada yang membantah atau pun tidak setuju juga nggak apa-apa. Karena Ash jelas-jelas menyebutkan:
Prove Me Wrong!

Namun tujuan Ash dalam presentasinya ini bukan untuk melemahkan semangat teman-teman Game Developer. Justru sebaliknya. Ash ingin mempecut Industri Game Indonesia menjadi suatu yang “Profitable” dan “Sustainable”. Sebagai salah satu penggiat di Industri Kreatif Indonesia, Ash sangat ingin salah satu mimpinya terwujud menjadi kenyataan yaitu: “Having Indonesians Play Indonesian games“.

Ada banyak hal yang tidak sempat dicover pada artikel ini, jadi sangat disarankan bagi anda untuk menonton video dan download slide presentasinya.

For Ash: I cant prove you’re wrong, but I can prove you’re FAT!