Studio game atau tim pembuatan game sudah dibuat, project sudah banyak, banyak yang harus dikerjakan, banyak yang harus di selesaikan. Tetapi pada suatu titik, entah kenapa ada rasa jenuh, bosan, atau malas ya. Ini bahaya, apalagi di dunia industri, produktifitas adalah segalanya. Tetapi kalau memang malas rasanya jadi susah mengerjakan project, kalau dipaksakan untuk dikerjakan pun nanti hasilnya malah jadi setengah setengah dan tidak sepenuh hati, hasilnya bisa tidak sesuai yang diinginkan, tidak maksimal, lalu apa yang harus dilakukan?
Aku akan mencoba menulis tips melawan rasa malas dalam produktifitas dalam berbagai posisi yang mungkin kamu lakukan, baik sebagai pemimpin, maupun diri sendiri. Karena pengalaman yang sudah aku rasakan selama beberapa tahun belakangan ini, maka aku bisa membagikan bagaimana tips agar bisa melawan rasa malas atau minimal project bisa selesai sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa tips dibawah, selain dari pengalaman pribadi, juga berdasarkan tips dari game developer senior yang sudah lebih lama merasakan apa yang mungkin akan kamu rasakan nantinya. Jadi, apa saja tips untuk melawan rasa malas supaya kita bisa terus produktif?
Posisi pemimpin
Sebagai pimpinan yang mempunyai project untuk dikerjakan oleh teman teman yang dipimpinnya, ini adalah salah satu posisi yang sangat berat karena pemimpin harus bisa mengatur mood dari yang dipimpin agar pekerjaan tetap berjalan, tetapi yang mengerjakan tetap merasa senang atau minimal tidak merasa terpaksa. Jadi, bagaimana menjaga mood teman teman yang dipimpin agar pekerjaan bisa selesai sesuai dengan yang diharapkan?
1. Berikan Reward!
Reward atau penghargaan sebagai hasil kerja keras mereka, pastikan mereka memiliki motivasi mengejar reward itu agar pekerjaan tetap berjalan. Dalam perusahaan kebanyakan, terutama perusahaan swasta, Reward paling mudah adalah memberikan karyawannya gaji setiap bulannya, kadang juga diberikan bonus tambahan apabila bekerja lembur. Reward memang tidak harus uang, bisa juga hal yang lain contohnya gadget, atau tiket liburan, atau lainnya. Pemberian reward cukup penting karena dengan adanya reward maka member akan berpikir ada sesuatu yang mereka kejar sehingga mereka akan berusaha bekerja keras agar reward bisa mereka raih. Sebagai contoh karyawan pabrik, dengan adanya reward gaji bulanan mereka menggantungkan hidupnya sepenuhnya pada pabrik, karena jika ia tidak bekerja maka ia tidak bisa hidup. Reward apa yang cocok untuk membermu? silahkan dipikirkan..
2. Pembagian tugas
Ada kalanya kita ingin member belajar sesuatu yang baru sehingga bisa berkembang menjadi lebih baik, sehingga kita berikan pekerjaan yang belum dia kuasai sebelumnya. Hal ini memang bagus, tapi lihatlah kondisi member tersebut, ada kalanya dia semangat belajar sesuatu yang baru, tetapi tak jarang juga dia malas mengerjakan yang diperintahkan karena kesusahan. Tipsnya adalah berikan pekerjaan secara zig zag antara kemampuan yang dia bisa lakukan dan yang harus dia pelajari agar berkembang. Sesuatu yang baru yang harus dia pelajari juga jangan melenceng terlalu jauh dari apa yang dia bisa sehingga dia tidak benar benar memulai dari nol. Jangan juga berikan sebuah pekerjaan yang terlalu banyak sehingga dia tidak ada waktu untuk dirinya sendiri tetapi jangan juga berikan pekerjaan yang terlalu ringan atau terlalu sedikit karena dia nantinya akan bisa jadi terlalu cepat menyelesaikannya dan merasa bosan menunggu pekerjaan yang akan kita berikan selanjutnya (in case kita sudah tidak ada pekerjaan lain untuk dia lakukan).
1. Berikan Reward!
Reward atau penghargaan sebagai hasil kerja keras mereka, pastikan mereka memiliki motivasi mengejar reward itu agar pekerjaan tetap berjalan. Dalam perusahaan kebanyakan, terutama perusahaan swasta, Reward paling mudah adalah memberikan karyawannya gaji setiap bulannya, kadang juga diberikan bonus tambahan apabila bekerja lembur. Reward memang tidak harus uang, bisa juga hal yang lain contohnya gadget, atau tiket liburan, atau lainnya. Pemberian reward cukup penting karena dengan adanya reward maka member akan berpikir ada sesuatu yang mereka kejar sehingga mereka akan berusaha bekerja keras agar reward bisa mereka raih. Sebagai contoh karyawan pabrik, dengan adanya reward gaji bulanan mereka menggantungkan hidupnya sepenuhnya pada pabrik, karena jika ia tidak bekerja maka ia tidak bisa hidup. Reward apa yang cocok untuk membermu? silahkan dipikirkan..
2. Pembagian tugas
Ada kalanya kita ingin member belajar sesuatu yang baru sehingga bisa berkembang menjadi lebih baik, sehingga kita berikan pekerjaan yang belum dia kuasai sebelumnya. Hal ini memang bagus, tapi lihatlah kondisi member tersebut, ada kalanya dia semangat belajar sesuatu yang baru, tetapi tak jarang juga dia malas mengerjakan yang diperintahkan karena kesusahan. Tipsnya adalah berikan pekerjaan secara zig zag antara kemampuan yang dia bisa lakukan dan yang harus dia pelajari agar berkembang. Sesuatu yang baru yang harus dia pelajari juga jangan melenceng terlalu jauh dari apa yang dia bisa sehingga dia tidak benar benar memulai dari nol. Jangan juga berikan sebuah pekerjaan yang terlalu banyak sehingga dia tidak ada waktu untuk dirinya sendiri tetapi jangan juga berikan pekerjaan yang terlalu ringan atau terlalu sedikit karena dia nantinya akan bisa jadi terlalu cepat menyelesaikannya dan merasa bosan menunggu pekerjaan yang akan kita berikan selanjutnya (in case kita sudah tidak ada pekerjaan lain untuk dia lakukan).
Posisi diri sendiri
Ini termasuk salah satu yang paling susah, terutama jika kita membuat suatu produk untuk branding kita sendiri. Uang belum tentu dapat, hasil belum tentu bagus, lalu hal apa yang dapat membuat kita bersemangat menyelesaikan pekerjaan kita sendiri? hal apa yangn membuat kita bisa senang, suatu reward yang bisa kita dapatkan sehingga kita mau menyelesaikan pekerjaan tersebut?
Tidak lain dan tidak bukan adalah selesainya produk itu sendiri, ya, terdapat suatu kebanggaan sendiri ketika kita berhasil menyelesaikan suatu produk branding kita sendiri meskipun belum tentu menghasilkan atau hasilnya belum tentu bagus. Tapi kalau hanya seperti itu saja rasanya masih kurang kan ya? rasanya akan lamaaa sekali jika kita hanya menanti satu target, yakni selesainya pekerjaan tersebut, lalu bagaimana agar kita bisa tetap produktif dengan kondisi tersebut?
1. Breakdown daftar pekerjaan
Pecah lah sebuah pekerjaan tersebut hingga menjadi kecil, dan pecah lagi lebih detail sehingga kita bisa mendapatkan daftar pekerjaan yang akan kita lakukan. Semakin lengkap, detail, dan breakdown semakin kecil makan akan semakin baik. Misal, target utama menyelesaikan sebuah game platformer, dapat kita breakdown sebagai berikut:
Semakin detail dan semakin menjorok ke dalam list yang dibuat, maka akan semakin baik, dengan begitu kita bisa tahu hal apa yang harus dilakukan terlebih dahulu dan apabila selesai kita tahu seberapa jauh progres yang telah kita lakukan.
2. List, Progres, Finish
Tuliskan daftar pekerjaan yang sudah dibuat pada daftar pekerjaan yang terbagi menjadi 3, daftar pekerjaan yang harus dilakukan, pekerjaan yang sedang dikerjakan, dan pekerjaan yang selesai. Hal ini membantu kita untuk tracking sampai mana pekerjaan kita dan kita akan merasa telah mencapai achievement tertentu dalam pembuatan produk kita. Berbeda dengan jika kita tidak melakukan ini, kita akan merasa pekerjaan kita tidak ada progres sama sekali sehingga ditengah tengah pekerjaan kita akan merasa bosan dan segera berhenti mengerjakan pekerjaan tersebut karena merasa butuh waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya.
Salah satu alat yang cukup membantu melakukan ini adalah Trello, karena selain kita terbantu tracking pekerjaan kita, trello dibuat flexibel sehingga dapat kita akses darimana saja, dan dapat kita update kapan saja.
Tidak lain dan tidak bukan adalah selesainya produk itu sendiri, ya, terdapat suatu kebanggaan sendiri ketika kita berhasil menyelesaikan suatu produk branding kita sendiri meskipun belum tentu menghasilkan atau hasilnya belum tentu bagus. Tapi kalau hanya seperti itu saja rasanya masih kurang kan ya? rasanya akan lamaaa sekali jika kita hanya menanti satu target, yakni selesainya pekerjaan tersebut, lalu bagaimana agar kita bisa tetap produktif dengan kondisi tersebut?
1. Breakdown daftar pekerjaan
Pecah lah sebuah pekerjaan tersebut hingga menjadi kecil, dan pecah lagi lebih detail sehingga kita bisa mendapatkan daftar pekerjaan yang akan kita lakukan. Semakin lengkap, detail, dan breakdown semakin kecil makan akan semakin baik. Misal, target utama menyelesaikan sebuah game platformer, dapat kita breakdown sebagai berikut:
- Programming
- Player Behaviour
- Walk
- Jump
- Die
- AI Behaviour
- Patrol
- Move endless
- chasing player
- Die if jumped by player
- Platform Behaviour
- Collide with player
- Moving
- Destroy after player stand on it
- NPC Behaviour
- Patrolling
- Scoring
- Add value
- Decrease value
- local storage
- Art Design
- Player Art
- Player moving animation
- Player idle animation
- Player jumping animation
- Player die animation
- Threat
- Ground Threat
- Walking animation
- Idle animation
- Die animation
- Air Threat
- Walking animation
- Idle animation
- Die animation
- Platform
- Platform level 1
- Platform level 2
- Platform level 3
- Ecosystem
- Cactus
- Tree
- Cloud
- UI
- Score
- Health
- Main Menu
- Level Design
- Level 1
- Simple City
- Platform placement
- Threat placement
- AI Design
- Level 2
- Wild Jungle
- Platform placement
- Threat placement
- AI Design
- Level 3
- Horrible Desert
- Platform placement
- Threat placement
- AI Design
- Sound
- Background Music
- Main Menu BGM
- Level 1 BGM
- Level 2 BGM
- Level 3 BGM
- Sound Effect
- Player moving
- Player die
- Enemy attack
- Enemy die
- Win Condition
Semakin detail dan semakin menjorok ke dalam list yang dibuat, maka akan semakin baik, dengan begitu kita bisa tahu hal apa yang harus dilakukan terlebih dahulu dan apabila selesai kita tahu seberapa jauh progres yang telah kita lakukan.
2. List, Progres, Finish
Tuliskan daftar pekerjaan yang sudah dibuat pada daftar pekerjaan yang terbagi menjadi 3, daftar pekerjaan yang harus dilakukan, pekerjaan yang sedang dikerjakan, dan pekerjaan yang selesai. Hal ini membantu kita untuk tracking sampai mana pekerjaan kita dan kita akan merasa telah mencapai achievement tertentu dalam pembuatan produk kita. Berbeda dengan jika kita tidak melakukan ini, kita akan merasa pekerjaan kita tidak ada progres sama sekali sehingga ditengah tengah pekerjaan kita akan merasa bosan dan segera berhenti mengerjakan pekerjaan tersebut karena merasa butuh waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya.
Salah satu alat yang cukup membantu melakukan ini adalah Trello, karena selain kita terbantu tracking pekerjaan kita, trello dibuat flexibel sehingga dapat kita akses darimana saja, dan dapat kita update kapan saja.
Posisi freelance
Nah, posisi ini menurut saya adalah posisi yang cukup mudah untuk melawan rasa malas. Freelance berarti kita melakukan sesuatu pekerjaan untuk membantu orang lain dimana kita dibayar untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut. Cara paling mudah menghilangkan rasa malas dari posisi freelancer adalah selalu berpikir bahwa apa yang kita kerjakan ini akan menghasilkan UANG. Ya, kebanyakan manusia akan segera bergerak melakukan apapun apabila mendapatkan uang, siapa sih yang tidak butuh uang untuk biaya hidup sehari hari? masa masih mau nebeng sama orang tua? ga malu tuh?
Hal ini kebalikan daripada menjadi pemimpin. Apabila menjadi pemimpin harus memberi reward pada yang dipimpinnya, maka menjadi freelancer kita bisa jadi orang yang dipimpin, dan reward yang kita kejar adalah uang utamanya.
Selain uang, menjadi freelancer juga perlu ada 1 indikator yang membuat kita tidak boleh malas, yakni waktu. Apabila ada suatu pekerjaan freelance dengan bayaran yang cukup untuk kita hidup selama satu bulan, jangan biarkan pekerjaan itu kita larutkan atau kita selesaikan dalam waktu satu bulan atau lebih. Selesaikanlah secepat mungkin, misal 15-20 hari sehingga kita sebagai freelancer tidak kehabisan waktu untuk berlibur sebelum melakukan pekerjaan freelance lainnya.
Hal ini kebalikan daripada menjadi pemimpin. Apabila menjadi pemimpin harus memberi reward pada yang dipimpinnya, maka menjadi freelancer kita bisa jadi orang yang dipimpin, dan reward yang kita kejar adalah uang utamanya.
Selain uang, menjadi freelancer juga perlu ada 1 indikator yang membuat kita tidak boleh malas, yakni waktu. Apabila ada suatu pekerjaan freelance dengan bayaran yang cukup untuk kita hidup selama satu bulan, jangan biarkan pekerjaan itu kita larutkan atau kita selesaikan dalam waktu satu bulan atau lebih. Selesaikanlah secepat mungkin, misal 15-20 hari sehingga kita sebagai freelancer tidak kehabisan waktu untuk berlibur sebelum melakukan pekerjaan freelance lainnya.
0 Comment to "Melawan rasa malas dalam Produktifitas"
Posting Komentar